30 December 2008

Cirebon - Kuningan part 2

Minggu, 27 Desember 2008.
Jam 6 baru bangun lumayan cape sih.
Eh...Bita pake acara jatuh dari tempat tidur. Dia baru bangun tidur, guling-guling, gedubrak deh Dia pikir mungkin di rumah, tempat tidurnya besar dan biasa guling-guling.

Wah dah banyak yang berenang. Anak-anak juga berenang lagi. Saya n Oha juga ikutan berenang.

Setelah puas berenang, mandi, sarapan n keliling area penginapan, sekitar jam 10 kita checkout.
Dari penginapan kita menuju ke obyek wisata Cibulan. Di obyek wisata tersebut terdapat 2 kolam renang yang dasarnya masih berupa bebatuan alam. Dan di salah satu kolam renangnya terdapat begitu banyak ikan berwarna besar yang berukuran besar. Sepintas sih seperti ikan mas.
Ikan-ikan tersebut diberi makan jagung rebus oleh pengunjung supaya mau mendekat dan dipegang.
Di kolam tersebut juga banyak anak-anak yang merayu pengunjung untuk melempar uang logam. Jika ada pengunjung melempar uang logam, maka anak-anak tersebut akan berebut menyelam untuk mencari uang logam yang dilempar tersebut.

Di lokasi tersebut juga terdapat Situ Cibulan/Batu Gajah. Mungkin karena di tengah situ terdapat batu yang besar maka dinamakan Batu Gajah. Juga terdapat 7 sumur yang konon pernah sebagai tempat bertapa Raja Siliwangi. Cuma Bita dan bundanya yang masuk ke lokasi 7 sumur, cuci muka dan dikasih satu jerigen air sumur

Dari obyek wisata Cibulan, Oha ngajak mampir ke rumahnya pak Hamdan untuk melihat pabrik bawang gorengnya. Ayo deh.
Sesampainya di rumah pak Hamdan yang terletak di bukit dan lumayan jauh dari keramaian kami disambut dengan hangat oleh tuan rumah. Kok bisa-bisanya ya pengusaha bawang goreng yang juga Dirut PDAM Kuningan bikin rumah yang letaknya jauh kayak gitu.
Gak lama kemudian kami diantar melihat-lihat pabrik pengolahan bawang gorengnya. Ternyata pengolahannya masih banyak yang dilakukan secara manual. Tapi jangan salah, produksi bawang goreng pak Hamdan ini telah digunakan oleh Indofood untuk produk mie instannya.
Pak Hamdan juga menunjukkan kebun mangganya yang sebagian telah ditebang dan digantikan oleh pohon Sengon/Albasia. Menurut pak Hamdan, pohon sengon ini merupakan investasi yang sangat menguntungkan. Karena setelah 5-6 tahun sudah dapat dipanen dan satu pohonnya bisa dihargai Rp.800.000,- oleh pabrik triplek atau pabrik kertas. Wow, menarik juga nih. Tapi mau menanam di mana ya...?
Pak Hamdan juga bercerita kalau beliau menanam pohon Jabon di lahan seluas 60 hektar.

After lunch di rumah pak Hamdan, kamipun berpamitan. Waktu sudah menunjukkan jam 13.30. Keluar tol Kanci saya isi bensin, sementara Oha lanjut.
Masuk tol Cikampek mulai merayap. Banyak juga orang yang masuk Jakarta.
Jam 19.00 kami sekeluarga sampai di rumah.

No comments: