25 February 2006

Rp.20.000/jam

Seorang pria pulang kantor terlambat, dalam keadaan penat dan lelah, dan disambut oleh anak laki-lakinya yang berumur 6 tahun di depan pintu.

"Ayah, boleh aku tanyakan satu hal?"
"Tentu, ada apa?"
"Ayah, berapa rupiah ayah peroleh tiap jamnya?"
"Bukan urusanmu. Mengapa kau tanyakan hal itu?" kata sang ayah dengan nada agak marah.
"Saya hanya ingin tahu. Tolong beritahu saya Ayah, berapa rupiah Ayah peroleh dalam satu jam?" si kecil sangat memohon.
"Baik kalau kau ingin tahu, Ayah mendpatkan Rp.20.000,- tiap jamnya".
"Oh", sahut si kecil dengan menunduk. Tak lama ia mendongakkan kepala dan berkata pada ayahnya, "Yah, boleh ku pinjam uang Rp.10.000,- ?"
"Kalau kau tanya-tanya hal itu hanya utuk dapat meminjam uang dari ayah agar dapat jajan sembarangan atau membeli mainan, masuk ke kamarmu, dan tidur. Sungguh keterlaluan. Ayah bekerja keras berjam-jam setiap hari, ayah tak punya waktu untuk perengek begitu".

Si kecil pergi ke kamarnya dengan hati sedih dan menutup pintu. Si ayah duduk dan merasa jengkel dengan anak laki-lakinya itu. Betapa kurang ajar ia menanyakanhal itu hanya untuk mendapatkan uang sepuluh ribu rupiah.
Sekitar satu jam kemudian, laki-laki itu mulai tenang, ia berfikir barangkali ia berkata terlalu keras pada anaknya. Mungkin anaknya ada keperluan penting hingga memerlukan uang sepuluh ribu darinya, toh dia belum pernah meminta uang sebelumnya.
Lalu ia beranjak ke kamar anaknya.

"Kau tertidur nak?" ia bertanya.
"Tidak Yah, aku masih terjaga", jawab si anak.
"Setelah ayah fikir-fikir, barangkali tadi ayah terlalu keras padamu", ujar si ayah dengan lembut. "Hari ini ayah begitu repot dan sibuk, sehingga ayah melampiaskannya padamu nak. Ini uang 10 ribu yang kamu perlukan".

Anak laki-laki itu duduk dengan sumringah, tersenyum, dan berseru, "Oh ayah, terima kasih". Dari bawah bantalnya, anak laki-laki itu mengambil beberapa lembar uang yang telah lecek dan kumel. Si anak menghitung junlah uangnya.
Dan sang ayah mulai emosi melihat anaknya ternyata telah punya uang.

"Kalau kau sudah punya uang sendiri, kenapa masih minta lagi?" ujar si ayah agak keras.
"Karena uangku belum cukup yah, tapi sekarang sudah", ujar si anak.
"Ayah sekarang aku punya Rp.20 ribu. Bolehkan aku membeli waktumu hanya satu jam saja?
Pulanglah satu jam lebih awal besok, aku ingin makan malam bersama ayah".

24 February 2006

HUT ke 94 AJB Bumiputera 1912

Alhamdulillah...seluruh rangkaian acara/kegiatan dalam rangka HUT ke 94 AJB Bumiputera 1912 sudah selesai tanggal 21 Februari 2006 kemaren.

Tahun ini seluruh kegiatan HUT (dengan tema BERSAMA MERENCANAKAN, BERSAMA MENGENDALIKAN) kita serahkan ke Even Organizer, yaitu Yayasan Dharma Bumiputera. Sehingga kepanitian pusat hanya 3 orang, yaitu Bp. Parman sebagai Ketua, Bp. Teguh Pranowo sebagai Sekretaris, dan saya sendiri sebagai Bendahara.
Cukup melelahkan dan menyita waktu, karena saya berperan serta dalam kepanitiaan HUT tersebut. Sehingga harap dimaklumi kalau saya lama tidak sowan/blogwalking ke tempat teman-teman. Juga jarang online di YM. Walaupun online, itu cuma untuk menunjukkan bahwa saya masih hidup.

HUT nya sendiri sebenarnya jatuh pada tanggal 12 Februari 2006. Tetapi kegiatan sudah dimulai dari tanggal 8 Februari 2006, yaitu dengan diadakannya aksi donor darah yang bertempat di Wisma Bumiputera. Aksi donor darah ini diadakan selama 2 hari yaitu tanggal 8 dan 9 Februari 2006. Dari aksi tersebut alhamdulillah terkumpul 200 kantong darah, termasuk didalamnya 1 kantong darah (250 cc) golongan O milik saya. Yach, semoga bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan. Amin.

Kemudian tanggal 11 Februari diadakan acara Tasyakuran yang bertempat di lantai 22 Wisma Bumiputera. Acara dimulai pukul 17.00 dan undangannya adalah seluruh karyawan kantor pusat plus PC se Jakarta beserta 3in1 nya.

Pada tanggal 16 Februari 2006 dilakukan bakti sosial dengan mendatangi lokasi bencana (banjir) di wilayah Jakarta dan sekitarnya, dan juga ke beberapa panti asuhan.
Kegiatan ini dilakukan oleh EO bersama perwakilan dari kantor pusat dan kantor operasional di Jakarta.

Pada tanggal 17 sampai dengan tanggal 19 Februari diadakan kegiatan perlombaan vocal group, tari modern/poco-poco, dan puisi theaterical.
Acara yang dibuka oleh Direktur Pemasaran dipusatkan di kantor Wolter Monginsidi Kebayoran, dan diikuti oleh total 82 regu yang sebagian besar adalah dari kantor operasional di wilayah Jakarta.

Dan akhirnya acara puncak yang berupa resepsi dilaksanakan pada tanggal 21 Februari 2006 bertempat di Hotel Bumi Wiyata Depok. Acara ini dihadiri oleh seluruh karyawan kantor pusat plus PC se Jakarta beserta 3in1-nya, para agen koordinator dan 3 orang agen dari masing-masing kantor operasional di wilayah Jakarta.

18 February 2006

Uji Emisi

Apakah sudah melakukan uji emisi kendaraan Anda....?

15 February 2006

Segenggam Gundah (Ode untuk Para Ayah)

Subuh tadi saya melewati sebuah rumah, 50 meter dari rumah saya dan melihat seorang isteri mengantar suaminya sampai pagar depan rumah.
"Yah, beras sudah habis loh...," ujar isterinya. Suaminya hanya tersenyum dan bersiap melangkah, namun langkahnya terhenti oleh panggilan anaknya dari dalam rumah, "Ayah, besok Agus harus bayar uang praktek." "Iya...," jawab sang Ayah.
Getir terdengar di telinga saya, apalah lagi bagi lelaki itu, saya bisa menduga langkahnya semakin berat.
Ngomong-ngomong, saya jadi ingat pesan anak saya semalam, "Besok beliin lengkeng ya" dan saya hanya menjawabnya dengan "Insya Allah" sambil berharap anak saya tak kecewa jika malam nanti tangan ini tak berjinjing buah kesukaannya itu.
Di kantor, seorang teman menerima SMS nyasar, "Jangan lupa, pulang beliin susu Nadia ya". Kontan saja SMS itu membuat teman saya bingung dan sedikit berkelakar, "Ini, anak siapa minta susunya ke siapa". Saya pun sempat berpikir, mungkin jika SMS itu benar-benar sampai ke nomor sang Ayah, tambah satu gundah lagi yang bersemayam.

Kalau tersedia cukup uang di kantong, tidaklah masalah. Bagaimana jika sebaliknya? Banyak para Ayah setiap pagi membawa serta gundah mereka, mengiringi setiap langkah hingga ke kantor. Keluhan isteri semalam tentang uang belanja yang sudah habis, bayaran sekolah anak yang tertunggak sejak bulan lalu, susu si kecil yang tersisa di sendok terakhir, bayar tagihan listrik, hutang di warung tetangga yang mulai sering mengganggu tidur, dan segunung gundah lain yang kerap membuatnya terlamun.
Tidak sedikit Ayah yang tangguh yang ingin membuat isterinya tersenyum, meyakinkan anak-anaknya tenang dengan satu kalimat, "Iya, nanti semua Ayah bereskan," meski dadanya bergemuruh kencang dan otaknya berputar mencari jalan untuk janjinya membereskan semua gundah yang ia genggam.

Maka sejarah pun berlangsung, banyak para Ayah yang berakhir di tali gantungan tak kuat menahan beban ekonomi yang semakin menjerat cekat lehernya. Baginya, tali gantungan tak bedanya dengan jeratan hutang dan rengekan keluarga yang tak pernah bisa ia sanggupi. Sama-sama menjerat, bedanya, tali gantungan menjerat lebih cepat dan tidak perlahan-lahan.Tidak sedikit para Ayah yang membiarkan tangannya berlumuran darah sambil menggenggam sebilah pisau mengorbankan hak orang lain demi menuntaskan gundahnya. Walau akhirnya ia pun harus berakhir di dalam penjara. Yang pasti, tak henti tangis bayi di rumahnya, karena susu yang dijanjikan sang Ayah tak pernah terbeli.

Tak jarang para Ayah yang terpaksa menggadaikan keimanannya, menipu rekan sekantor, mendustai atasan dengan memanipulasi angka-angka, atau berbuat curang di balik meja teman sekerja. Isteri dan anak-anaknya tak pernah tahu dan tak pernah bertanya dari mana uang yang didapat sang Ayah. Halalkah? Karena yang penting teredam sudah gundah hari itu.Teramat banyak para isteri dan anak-anak yang setia menunggu kepulangan Ayahnya, hingga larut yang ditunggu tak juga kembali. Sementara jauh disana, lelaki yang isteri dan anak-anaknya setia menunggu itu telah babak belur tak berkutik, hancur meregang nyawa, menahan sisa-sisa nafas terakhir setelah dihajar massa yang geram oleh aksi pencopetan yang dilakukannya. Sekali lagi, ada yang rela menanggung resiko ini demi segenggam gundah yang mesti ia tuntaskan.

Sungguh, di antara sekian banyak Ayah itu, saya teramat salut dengan sebagian Ayah lain yang tetap sabar menggenggam gundahnya, membawanya kembali ke rumah, menyertakannya dalam mimpi, mengadukannya dalam setiap sujud panjangnya di pertengahan malam, hingga membawanya kembali bersama pagi. Berharap ada rezeki yang Allah berikan hari itu, agar tuntas satu persatu gundah yang masih ia genggam. Ayah yang ini,masih percaya bahwa Allah takkan membiarkan hamba-Nya berada dalam kekufuran akibat gundah-gundah yang tak pernah usai. Para Ayah ini, yang akan menyelesaikan semua gundahnya tanpa harus menciptakan gundah baru bagi keluarganya. Karena ia takkan menuntaskan gundahnya dengan tali gantungan, atau dengan tangan berlumur darah, atau berakhir di balik jeruji pengap, atau bahkan membiarkan seseorang tak dikenal membawa kabar buruk tentang dirinya yang hangus dibakar massa setelah tertangkap basah mencopet.
Dan saya, sebagai Ayah, akan tetap menggenggam gundah saya dengan senyum. Saya yakin, Allah suka terhadap orang-orang yang tersenyum dan ringan melangkah di balik semua keluh dan gundahnya. Semoga. (Bayu Gautama)

09 February 2006

Ruh Orang Meninggal

1. Yang dialami oleh orang yang sakaratul maut
Di dalam Al-Quran Al-Kariem, Allah SWT telah menceritakan bagamana malaikat didatangkan kepada orang yang akan dicabut nyawanya. Dan khusus orang yang zalim, perlakuan malaikat memang cukup kasar dan menciutkan nyali.

Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya: "Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah yang tidak benar dan kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (QS. Al-An'am : 93 )

Sedangkan kepada orang yang beriman kepada Allah SWT dan menjadi calon penghuni surga, perlakukan malaikat 180 derajat terbalik. Mereka demikian ramah dan baik hati. Kepada mereka Allah SWT mengatakan :

Hai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku. (QS. Al-Fajr : 27 -30)

Sedangkan secara umum dan dari penampilan pisik, ada hadits Rasulullah SAW yang menceritakan bagaimana keadaan orang yang sedang dicabut nyawanya : Sesungguhnya pandangan seorang mayyit mengikuti ruhnya ketika dicabut. (HR. Muslim 920)

2. Yang dialami/dijalani oleh orang yang meninggal tsb di alam kubur
Ruh itu lalu naik ke langit dan diperlakukan sesuai dengan amalnya di dunia. Bila ruh itu berasal dari orang yang beriman, maka pintu langit akan dibukakan untuknya dan disambut dengan hangat. Sebaliknya, bila ruh itu dari orang kafir, zalim dan berlumur dosa, maka pintu langit akan tertutup untuknya dan mendapat perlakuan yang hina. Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan. (QS. Al-A'raf : 40)

Bahkan ruh itu akan dicampakkan dari pintu langit sebagaimana firman Allah SWT :

Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh. (QS. Al'Hajj : 31)

Dua ayat inilah yang diucapkan oleh Rasulullah SAW di dalam hadits shahih yang panjang ketika menjelaskan bagaimana ruh orang beriman dan ruh orang jahat. Salah satu potongannya kami nukilkan berikut ini :

Rasulullah SAW bersabda, "Lalu ruh jahat itu dikembalikan ke dalam jasadnya dan dua malakaikat mendatanginya seraya bertanya; "Siapakah rabb-mu?" Orang itu menjawab; "hah..hah..aku tidak tahu". Malaikat itu bertanya lagi; "Siapakah manusia yang diutus kepada kalian?" "hah..hah. .aku tidak kenal", jawabnya. Lalu diserukan suara dari langit bahwa dia telah mendustakan hamb-Ku. Maka dekatlah dengan neraka dan dibukakan pintu neraka hinga panas dan racunnya sampai kepadanya. Lalu kuburnya disempitkan hingga tulang-tulang iganya saling bersilangan. Dan didatangkan kepadanya seorang yang wajahnya buruk, pakaiannya buruk dan baunya busuk dan berkata kepadanya, "Berbahagialah dengan amal jahatmu. Ini adalah hari yang kamu pernah diingatkan". Dia bertanya, "siapakah kamu, wajahmu adalah wajah orang yang membawa kejahatan?" Aku adalah amalmu yang buruk. Ya Tuhan, jangan kiamat dulu. (HR. Ahmad dalam musnadnya 4/287 hadits no. 4753 dan Abu Daud 4/239 hadits no. 18557 hadits Shahih).

3. Siksa kubur
Pertanyaan di dalam kubur dan siksanya ada disebutkan di dalam Al-Quran Al-Kariem.

Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki. (QS. Ibrahim : 27)

Dalam asbabun nuzul secara shahih diriwayatkan bahwa yang dimaksud dengan 'Allah SWT meneguhkan orang beriman dengan ucapan yang teguh' adalah bahwa mayat orang beriman di kubur itu mampu menjawab dengan mantap tiga pertanyaan malaikat dalam kubur, yaitu tentang siapa tuhanmu, siapa nabimu dan apa agamamu.

Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya seorang hamba ketika diletakkan di kuburnya dan ditinggalkan oleh teman-temannya, maka dia masih mendengar suara sandal mereka. Imam Bukhari menambahkan, Sedangkan orang munafik dan kafir diserukan kepada mereka.'

4. Apa yang harus dilakukan oleh anak setelah kedua orangtuanya wafat
Terutama adalah mendoakannya, karena doa anak yang shalih adalah hal yang secara sharih disebutkan sangat bermanfaat bagi orang tuanya yang sudah meninggal. Tentu saja anak itu harus anak yang shalih, beriman dan bertaqwa. Karena hanya doa orang yang dekat dengan tuhannya saja yang akan didengar. Jadi kalau anaknya jarang sholat, tidak pernah mengaji, buta ajaran agama dan asing dengan syariat Islam, lalu tiba-tiba berdoa, bagaimana Allah SWT akan mendengarnya. Sementara makanannya makanan haram, bajunya haram, mulutnya tidak lepas dari yang haram.

Selain itu anak yang sholih bisa saja mengeluarkan infaq, shadaqah dan ibadah maliyah lainnya yang diniatkan untuk disampaikan pahalanya kepada orang tuanya. Tentang sampainya pahala ibadah maliyah dari orang yang masih hidup untuk orang yang sudah wafat, ada banyak dalilnya. Diantaranya adalah :

Sabda Rasulullah SAW, "Seseorang tidak boleh melakukan shalat untuk menggantikan orang lain, dan seseorang tidak boleh melakukan shaum untuk menggantikan orang lain, tetapi ia memberikan makanan untuk satu hari sebanyak satu mud gandum" (HR An-Nasa'i).

Dari Abdullah bin Abbas ra bahwa Saad bin Ubadah ibunya meninggal dunia ketika ia tidak ada ditempat, lalu ia datang kepada Nabi SAW unntuk bertanya: "Wahai Rasulullah SAW sesungguhnya ibuku telah meninggal sedang saya tidak ada di tempat, apakah jika saya bersedekah untuknya bermanfaat baginya?" Rasul SAW menjawab: "Ya". Saad berkata: "saksikanlah bahwa kebunku yang banyak buahnya aku sedekahkan untuknya" (HR Bukhari).

Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa bukan hanya ibadah maliyah saja yang bisa disampaikan pahalanya kepada orang wafat, namun ibadah badaniyah pun bisa dikrimkan pahalanya untuk orang yang sudah wafat. Dalilnya adalah nash berikut :

Dari Aisyah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang meninggal dengan mempunyai kewajiban shaum (puasa) maka keluarganya berpuasa untuknya" (HR Bukhari dan Muslim).

Hadits ini adalah hadits shahih yang menyebutkan bahwa pahala puasa sebagai ibadah badaniyah bisa dikirimkan untuk orang yang sudah wafat. Selain itu pahala itu adalah hak orang yang beramal. Jika ia menghadiahkan kepada saudaranya yang muslim, maka hal itu tidak ad halangan sebagaimana tidak dilarang menghadiahkan harta untuk orang lain di waktu hidupnya dan membebaskan utang setelah wafatnya.
sumber: www.syariahonline.com

07 February 2006

Ultah ke-7 F 1 YA

Sabtu, 04 Februari 2006, Ananda Luthfiya Naifa Putri berulang tahun yang ke 7.

Jam 5 pagi alarm hanphone yang sengaja saya letakkan di dekat Fiya tidur berbunyi dengan lagu Selamat Ulang Tahun-nya Jamrud. Oya, lagu ini saya peroleh dari mbak Yutie.
Fiya pun bangun dengan gembira. Padahal kalo hari-hari biasa sih gampang-gampang susah kalo bangun pagi :)

Saya kecup pika-piki n keningnya. "Selamat ulang tahun ke 7 ya Fiya....Semoga selalu diberi kesehatan, tambah pintar, tidak rewelan lagi, tidak nakalin de Bita, rajin sholatnya, n nurut sama mama dan bapak".

Ultah ke 7 ini Fiya tidak minta dirayain. Dia cuma minta tas untuk sekolah ke mamanya dan minta pianika n tali skiping ke saya.
Tapi walaupun Fiya tidak minta dirayain, saya bilang ke mamanya untuk bikin nasi kuning n temen-temennya. Tadinya sih mamanya punya ide beli fast food aja, biar nggak repot. Tapi saya kurang sreg, soalnya belum ketahuan siapa aja yang bakalan datang. Ya akhirnya bikin nasi kuning juga.

Kurang lebih jam 10, ibunda (ayangnya Fiya), de Nia n Bimo (anaknya de Nia) datang dari Kerawang. Mulai ramai deh di rumah.
Jam 12.30 de Wawan (adik saya), de Upi (istrinya), Yazid + Aziz (anak mereka) datang. Oya mereka baru 2 minggu ini pindah ke Jakarta dari Semarang. Wah, tambah ramai deh.
Acara tunggal pun dimulai : makan siang dengan menu khusus nasi kuning dan teman-temannya.

Jam 15.00 de Wawan sekeluarga pulang. Tadinya kita mau ikut ke rumahnya (di Pusdiklat BC), tapi nggak jadi karena mbak Yani (sepupu saya) sekeluarga mau datang.

Sekitar jam 17.00 mbak Yani, mas Parjo (suaminya), dan Nauval (anaknya) datang. Mbak Yani ini anak budhe Sugi yang tinggal di Malang.
Jam 18.30 de Wawan sekeluarga datang lagi. Tadi memang pesan kalau mbak Yani datang minta dikasih tau.
Ramai lagi deh di rumah. Mbak Yani kaget de Wawan ada di Jakarta.
Memang kita masih merahasiakan kepindahan de Wawan dari Semarang ke Jakarta. Jadi keluarga besar belum ada yang tahu kalau de Wawan sudah pindah ke Jakarta.

Jam 19.00 mbak Yani sekeluarga pulang, disusul kemudian de Wawan sekeluarga. Ibu , de Nia n Fiya ikut nginap di rumah de Wawan.

Sepi lagi deh rumah.....

Penghinaan

Semoga laknat ALLAH subhanahu wa ta'ala senantiasa atas orang-orang kafir yang menghina Rasul-NYA.

Ya ALLAH, berilah tempat yang tertinggi kepada Muhammad Rasullullah shallallahu 'alaihi wassalam sebagaimana yang telah ENGKAU janjikan kepadanya.

03 February 2006

Memori Makanan Jaman Dulu

COKELAT SUPERMAN
Image hosting by Photobucket
Coklat mungil ini sempet merajai kantin jajanan sekolah sampai sekitar tahun 1996. Enak digigitnya *kres gitu bunyinya. Tapi hati2! Seragam bisa jadi kotor, soalnya banyak remah2nya yg bisa jatuh ke seragam. Kalo kamu punya duit lebih, enakan beli sekaligus 1 bungkus plastik, isi 6 biji. Lumayan bisa buat ngiri temen-temen.

Coklat ini lumayan dipakai sebagai objek buat ngerjain ade kelas yg baru masuk, misal : suruh nyari coklat supermen yg si supermennya lagi madep ke kiri dan sebagainya.Coklat itu soalnya juga udah lumayan susah di cari.

Dahulu nama coklat ini cokelat superman, tetapi entah kenapa coklat ini mengganti namanya menjadi cokelat superstar (mungkin karena keuntungan dari menjual coklat ini tidak dibagi dengan pihak DC Comics dan akhirnya mereka menuntutnya? hehe)

Bagi tukang minta makanan orang (parasit), coklat ini lumayan sering diminta-minta.

Dulu lambang di dada pria yang sedang terbang pada kemasan tersebut adalah logo khas superman, tetapi sekarang sudah menjadi gambar bintang.

COKELAT AYAM
Image hosting by Photobucket
Modal cepek / Rp.100 (jaman dulu mayan mahal tuh cepek), kamu bisa dapet 1 buah coklat ayam ini. Bungkus coklat ini terbuat dari kertas putih cap ayam yg alus, dan begitu dibuka, ada sebuah coklat mini yg masih dibungkus aluminium foil itu.

Coklatnya empuk-empuk enak gitu pas digigit, terus abis makan ini mendingan jgn kebanyakan senyum ke cewe deh, soalnya di gigi kamu pasti ada coklat-coklat yg masih sisa nempel.
Karena coklat ini sudah aga susah untuk di temukan, coklat ini lumayan sering jadi PR oleh para seniornya bagi anak anak yang lagi ikut MOS (Masa Orientasi Siswa) dan Penataran bagi siswa baru.

ANAK MAS
Image hosting by Photobucket
Tiap guru di sekolah pasti punya anak mas. Tapi murid-muridnya jg ga mau kalah, mereka juga jadi beli anak mas juga...(ga jelas abis uhuhuh).
Beli dikantin, harganya sekitar 300-600 perak, lalu kamu buka bungkusnya, tuang bumbunya, terus kocok-kocok sambil bunyi *kresek *kresek gitu, abis itu dimakan...ehmm..enak. Gurih-gurih asik gitu. Makannya bisa langsung dari bungkusnya ditegak gitu, ato pake tangan. Enaknya pake tangan, abis makan itunya, kamu masih bisa jilat-jilat jari kamu yg masih ada rasa bumbu gurihnya itu.
Tapi jgn kebanyakan makan bumbunya doang, soalnya konon, menurut guru dan orang tua, mereka sering ga ngasih anaknya makan ginian, soalnya mengandung banyak glutamat / mecin, yg bisa bikin kamu jadi lemot.

Dan sesuai tulisan yang ada di bungkusnya, Anak Mas sangat cocok untuk santai, piknik dan acara ulang tahun. Wah, kalo kalian berulang tahun bisa tuh undang temen temen kalian ke rumah dan makan Anak Mas bersama-sama ..

MR SARMENTO
Image hosting by Photobucket
Permen rasa Sarsaparilla. Entah apapun Sarsaparilla itu tetapi permen ini cukup dinikmati kita saat kita masih SD. Iklannya pun sempet sering banget diputar di tivi.